Jumat, 01 Maret 2013


Luar biasanya perkembangan teknologi saat ini, dimana kelompok masyarakat berkumpul tidak lagi dengan pertemuan di dunia nyata. Namun juga dengan adanya perkembangan dunia nyata saat ini, membuat orang-orang saling bertukar informasi dengan bebasnya.

Dari luar pulau, dari luar negara semuanya dapat saling berhubungan. Saling menukar informasi, main game bersama, bahkan jual beli pun dapat dilakukan. Akan tetapi lama kelamaan jejaring sosial ini dipergunakan untuk curhat bagi orang-orang yang tidak mempunyai keberanian di dunia nyata.

Dari anak kecil, dewasa, orang baik, bahkan penjahat pun bisa masuk dan berkumpul di dalam jejaring sosial. Hal ini mengakibatkan anak kecil mempunya perkembangan yang sangat pesat kedewasaannya. Namun sayangnya, orang-orang yang mempunyai niatan jahat semakin beraksi.

Orang-orang jahat itu melebarkan sayapnya dengan memakai beberapa acount jejaring sosial. Ada yang memakai simbol perempuan, bahkan ada yang mempergunakan dua sisi kejiwaan demi melancarkan niat busuknya.

Pesan saya, waspadalah terhadap acount-acount jejaring sosial. Jangan sampai nomor telephone rumah, ponsel jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak sudah yang terjebak dengan liciknya orang-orang berniatan busuk ini.

Entah apa maksud dan tujuannya, sampai-sampai menyebarkan fitnah dan menjelek-jelekkan orang ataupun kelompok tertentu. Punya dendam apakah orang itu sampai mengkorek-korek, menjelek-jelekkan, memfitnah. Dan punya untung apakah orang tersebut ?

Di sisi lain, jejaring sosial juga mempunyai dampak positif bagi pedagang dan ibu rumah tangga yang bisa memperoleh penghasilan tanpa meninggalkan kewajibannya di rumah. Benar benar luar biasa.

Salam,

_/\_

Ariadi Jatmiko

Minggu, 24 Februari 2013

Bejo, adalah seorang pendekar yang sakti mandraguna di negeri ini. Tidak ada seorang pun jagoan silat yang bisa mengalahkannya. Jauh sudah dia mengembara dari seluruh penjuru. Namun dengan tingkat ilmu beladirinya yang luar biasa itu, Bejo tetap merasa ada yang kurang dari dirinya.

Bejo berkelana kembali mencari guru yang bisa mengajarkannya ilmu kanuragan maupun ilmu budi pekerti sehingga rasa janggal yang dia rasakan sirna. Sebagaimana para pendekar pada umumnya, watak dan perilaku Bejo sangatlah kasar. Sepadan dengan tubuhnya yang tegap tinggi besar. Siapa yang tak gentar melihat dia dan gertakannya yang cetar membahana itu.

Siapa yang bersungguh sungguh, pasti akan mendapatkan hasil juga. Bejo akhirnya mendengar ada seorang pertapa yang sangat luar biasa hebatnya. Gemuruh angin selalu menyertai kemana pertapa itu pergi. Tinggalnya ada di puncak gunung salak yang memang sangat angker. Pesawat dari Rusia saja jatuh saat melewati puncak gunung ini.

Badai kan dilewati, lautan api (selat sunda) pun diseberangi oleh Bejo demi menemui pertapa itu. Dengan susah payah ia mendaki puncak gunung salak. Dinas pemerintah yang melarang pun tak berkutik melawan gertakan Bejo.

Memang jauh dari peradaban tempat pertapa tersebut, sampai sampai hanya dengan jalan kaki sajalah tempat pertapa dapat dicapai. Namun apa boleh buat, mungkin nasib kurang mujur. Bukannya diterima sebagai murid, Bejo malahan diusir oleh pertapa tua itu. Bejo tak lantas mundur dan putus asa. Dia bahkan duduk di depan pintu rumah pertapa siang malam demi mendapat pengajaran dari pertapa. Setelah tujuh hari lamanya, akhirnya pertapa bersedia menemui Bejo.

Pertapa : "Ada apa anak muda ? Bukankah engkau sudah hebat. engkau adalah Bejo sang cetar membahana pendekar tak terkalahkan di negeri ini"
Bejo : "Saya ingin berguru kepada pertapa agar tak ada yang mengalahkan aku lagi. Memang saat ini aku tak terkalahkan. Namun suatu saat nanti aku akan tua dan lemah seperti pak tua."
Pertapa : "Hahaha... dasar anak tidak tahu rasa syukur. apa kamu pikir aku akan menerimamu sebagai murid ? Apa yang bisa aku ajarkan pada pendekar yang tak terkalahkan ini ?"
Bejo : "Apa aja yang penting bisa membuat aku kuat"
Pertapa : "Baiklah, aku akan menerimamu sebagai murid asalkan engkau bisa menjawab pertanyaanku."
Bejo : "Baik pak tua, apa pertanyaanmu ?"
Pertapa : "Lebih hebat mana antara keras dan lembut ?"
Bejo : "....."
Pertapa : "Pikirkanlah dulu. kalau sudah mengerti, datanglah ke tempat ini lagi anak muda"

Namun sampai esok hari, Bejo masih tidak mengerti arti dan jawaban dari pertanyaan pertapa. Bejo yang tak kenal menyerah itu tetap memaksa menemui pertapa.

Bejo : "Wahai pertapa, aku memang tidak mengerti arti dan jawaban dari pertanyaanmu. Sudilah pertapa memberikan petunjuk kepadaku"
Pertapa : "Baik. ini untuk menghargai jerih payahmu. Perhatikanlah wahai anak muda. OOOOOOOOOOSSSSSSSSSHHHHHHH....."
Bejo : "Maksud pertapa ?"
Pertapa : "HEHEHE,,, renungkanlah dulu petunjukku, dan datanglah esok lagi"

Bejo masih juga bingung, dan besoknya datang lagi ke rumah pertapa. Namun pertapa tetap memberi petunjuk berupa teriakan OOOOOOOOOOSHHHHHH..... Yang membuat Bejo tambah bingung. Tiap hari Bejo selalu mendatangi rumah pertapa. Hingga pada hari keempat puluh, pertapa itu berbelas kasihan kepada Bejo.

Pertapa : "Nak, kamu masih belum mengerti juga. Perhatikanlah mulutku. OOOOOOOOOSSSSSSSSSHHHHHHH...... Apa yang dapat kamu lihat nak ?"
Bejo : "Berupa teriakan pak tua."
Pertapa : "Dasar anak muda. lihatlah mulutku untuk memperhatikan keras dan lunak. Lihat gigiku yang keras ini telah rontok dimakan usia. Namun lidahku yang lunak tetap utuh sebagaimana aku lahir. Jelas kan nak, bahwa kekerasant tidaklah kuat untuk menghadapi hal yang lunak. Kekerasan tidaklah solusi. Lihatlah para pendahulu yang mendapat julukan SRI atau pemimpin negara yang mendapat julukan RATU. Mereka bukanlah perempuan, tetapi sifak lunak dan adil yang harus mereka lakukan dapat melumpuhkan orang-orang kuat seperti dirimu"

Bejo pun tertegun dan mulai saat itu dia mengabdikan dirinya kepada masyarakat. sifatnya yang dulu garang sekarang berangsur angsur menjadi lunak, sopan, penuh cinta kasih. Bejo yang dulu dijauhi masyarakat dan hanya bersahabat dengan pedang, sekarang berubah menjadi orang yang penuh cinta kasih dan disegani masyarakat.

Cerita ini hanya gambaran tentang keras dan lunak. Mana yang lebih kuat ?

salam,

_/\_

Ariadi Jatmiko

Teringat dengan sebuah materi pada seminar yang berjudul "Homeschooling dan Pendidikan Mandiri" oleh beberapa orang praktisi dari terbitan universitas ternama di negeri ini. Banyak yang dia ajarkan kepada audience. Bahkan penulis pun takjub dan terkesima seolah olah terhipnotis oleh apa yang praktisi uraikan.

Dua poin yang sangat menarik adalah :
1. Hindari penggunaan kata "JANGAN" pada saat berkomunikasi dengan anak. Penggunaan kata "JANGAN" akan memancing si anak untuk melakukan hal yang dilarang karena secara tidak langsung mengajarkan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh si anak.
2. Pendidikan adalah hak anak. Berikanlah hak anak dengan sepenuhnya dan jangan larang anak berbuat apapun di usia dini.

Tentu kedua poin tersebut sangat berlawanan dengan mainstream. Namun pada malam ini saat penulis kembali merenungkan dua hal tersebut, ada beberapa hal yang sangat janggal. Pada poin pertama, ada larangan untuk mengenalkan hal yang tidak boleh dilakukan si anak. Meskipun para praktisi berbicara seperti itu, namun jika kita perhatikan bagaimana Yang Maha Kuasa menciptakan kita.

Bagaimana Sang Pencipta membentuk mulut kita yang di dalamnya terdapat dua hal yang berlawanan. Ada yang lunak (lidah) dan ada yang keras. Dimana pada saat usia menggerogoti yang keras, sehingga yang bertahan hanya yang lunak. Terlihat jelas bahwa Sang Pencipta sendiri mendidik ciptaan-NYA untuk mengerti dua hal yang saling berlawanan, dan menunjukkan hal mana yang harusnya diambil pelajaran oleh kita. Jika lunak dan keras diadukan, maka yang bertahan adalah yang lunak, yang lembut seperti lidah dengan gigi.

Terlihat jelas bahwa melarang dalam bentuk mengenalkan hal yang tidak boleh dilakukan si anak itu sangat penting. Apabila anak tidak mengerti mana yang salah, bagaimana mungkin dia akan mengerti hal yang benar. Jika ada suatu larangan, maka akan ada suatu perintah seperti mengajarkan anak untuk bangun pagi, mengajarkan anak untuk sopan santun, dll.

Poin yang kedua, pendidikan adalah suatu hak dan bukan kewajiban. Memang kedengarannya sangat ideal bahwan pendidikan itu tidak perlu dipaksakan dan harus dilakukan dengan penuh cinta. Namun mencintai pembelajaran dan pendidikan itu juga butuh belajar dan latihan. Dengan kata lain, pendidikan dan pembelajaran itu wajib diajarkan, dan wajib diterima oleh si anak. Entah pendidikan di sekolah formal, maupun pendidikan di sekolah informal.

Pendidikan di masa kanak-kanak akan membentuk pribadi dia di masa dewasa. Oleh karena itu, bagaimana anak di masa mendatang, adalah bagaimana masa kanak-kanaknya dididik oleh orang tua dan lingkungannya. Apabila dibentuk, ditempa, dan dilatih hanya untuk skill yang tangguh tanpa dibekali akar yang kuat seperti moral dan budi pekerti, ibarat buah yang masak karena kena karbit. Dia dipaksa masak sebelum pada waktunya sehingga hanya terlihat ranum sesaat namun rasanya masam, dan akan membusuk di usia dewasanya.

Mari kita semua membentuk suatu lingkungan yang harmonis, penuh dengan cinta kasih di sekitar anak agar si anak menjadi buah yang masak di pohon. Yang matang dang manis rasanya.

salam

_/\_
Ariadi Jatmiko

Sekembalinya dari kunjungan kerja ke dunia selama satu minggu, Batara Guru menggelar sidang istimewa di khayangan. Semua Dewa dikumpulkan dan tak lupa ia mengundang Semar, seorang Dewa yang bertugas menyamar di dunia.

“Sidang saya mulai, dan ini adalah hal yang sangat mendesak!” kata Batara Guru

Semua Dewa diam dan berpikir, ada peristiwa apakah dalam kunjungan kerja kemaren?

Hanya Semar yang berani bicara kepada Batara Guru,,,

“Mas Guru, sepertinya ada peristiwa yang sangat menarik dalam kunjungan kerja kemaren?

Bisa ceritakan kepada kami?”,,,

“Ya, dunia memang sudah gila!

Semar, kamu ada dimana? Mengapa semua menjadi tidak teratur seperti itu? Kamu kan punya tugas menjaga keseimbangan dunia?”,,,,

“Apanya yang tidak teratur mas Guru?”

“Waktu itu kamu mengijinkan tentang adanya facebook, alasannya supaya hubungan network bisa tanpa batas, sehingga manusia modern nggak usah belajar telepati lagi. Tinggal online internet dan bisa memanfaatkan facebook. Tapi saya lihat facebook hanya jadi tempat saling berdebat, saling menjelekkan, saling menunjukkan dirinya bisa!”

“Lho memang benar demikian kan mas Guru?”

“Mengapa mereka kamu biarkan seperti itu mas Semar?”

“Ini yang namanya KATARSIS mas Guru!
Saya mengijinkan adanya facebook karena bisa menjadi lahan dan wahana untuk KATARSIS. Manusia modern butuh tempat dan situasi untuk itu.”

Batara guru manggut-manggut dan memahami alasan yang diberikan oleh mas Semar.

“Ada lagi mas Semar!”

“Apa itu mas Guru?”

“Manusia modern sangat percaya adanya Tuhan, mereka selalu meminta kepada Tuhan, sedikit-sedikit langsung kepada Tuhan, hal-hal sepele dikeluhkan kepada Tuhan, memangnya Tuhan nggak capek kalo ngurusi hal-hal yang sepele seperti itu?”

“Ada peristiwa apa mas Guru?”

“Kemaren saya turun tepat di depan orang yang sedang berdoa kepada Tuhan, karena dia sangat percaya kepada Tuhan maka saya turun tepat didepan dia. Harapan saya adalah orang tersebut dapat mengenali yang sedang dimintai pertolongan itu siapa.”

“Lalu, apa yang terjadi mas Guru?”

“Orang tersebut BERTERIAK MINTA TOLONG, dia membaca ayat-ayat pengusir setan, mengangkat kitab suci untuk mengusir saya.”

“Wah, gawat!
Batara Guru dianggap setan dong kalau begitu?”,,, wakakakkk,,,, aaayaaanaaa,,,,

“Tidak sampai disitu saja, orang tersebut berhasil memanggil teman-temannya dan mereka beramai-ramai mengeroyok saya. Mereka bilang,

“itu Tuhan palsu!
Itu Tuhan palsu!
Ada manusia yang mengaku-ngaku Tuhan dengan memakai kekuatan Sihir!”

“Mereka mengeroyok mas Guru? Wah babak belur dong mas Guru?”,,,,
*beu ! kaciannya Mas Guru,,, hikz

“Untung saja ada seseorang yang melerai mereka, tampaknya itu adalah pimpinan mereka. Mereka semua hormat kepada orang tersebut dan menghentikan keroyokan mereka pada saya. Orang tersebut bilang pada yang lain,,,,

“biar orang ini akan saya urus dirumah, sudah kalian bubar dan teruskan doa kalian!”

“Mas Guru dibawa kerumah orang itu?”

“Ya, saya dibawa kerumah orang itu dan terjadilah percakapan kami”

*
(percakapan Batara Guru dengan pimpinan kelompok pengeroyok)

“Mengapa kamu menghentikan teman-temanmu yang mengeroyok aku?”

“Ampunilah saya, saya mengenal Tuhanku,” kata orang tersebut sambil sujud di depan Batara Guru.

“Lho, kamu mengenali aku?”

“Ya, saya mengenali Tuhan”

“Kalau kamu mengenal aku, mengapa tidak kamu jelaskan kepada pengikutmu itu, sehingga mereka juga mengenal aku?”

“Maafkan kami Tuhan, biarkan kami seperti ini. Saya sudah nyaman hidup seperti ini, saya bisa menyambung hidup bahkan lebih dari berkecukupan seperti ini. Sebaiknya Tuhan kembali lagi ke langit atau akherat dan jangan Tuhan kembali lagi ke sini, jangan kacaukan tatanan yang sudah saya bikin untuk kenyamanan saya ini.”

“Maksudmu apa? Katanya kamu mengenal aku?”

“Ya, cukuplah saya saja yang mengenal Tuhan, kalau saya bicara apa adanya, mereka tidak akan butuh saya lagi, mereka tidak akan datang kepada saya lagi. Sekarang saya mohon Tuhan tinggalkan tempat ini secepatnya.”

**
( percakapan pada sidang di khayangan )

“Begitulah mas Semar kejadiannya.”

“kh kh kh,,,, wuakakakkkkkkk …” Semar tertawa ngakak

“Lho kenapa mas Semar tertawa?”

“Sesungguhnya kan mas Guru tidak perlu datang lagi ke Dunia. Semua hukum sudah mas Guru tetapkan, dan semua manusia akan tunduk atau ikut pada hukum itu. Mereka punya kehendak bebas dalam menetapkan langkahnya.”

“Pertanyaan saya untukmu mas Semar, bagaimana kamu bisa betah didunia yang tidak mengenalimu?”

“Ya, mas Guru, walaupun sulit, tapi ini mesti saya jalankan. Saya tadinya juga berpikir, identitas apa yang akan saya pakai untuk bisa menjalani kehidupan di dunia ini. Akhirnya saya mimilih identitas sebagai pelayan, sebagai pembantu.”

“lho, kan mereka tidak akan mengenalimu sebagai Dewanya dewa?”

“Lebih baik seperti itu mas Guru, apabila mereka mengenaliku, tatanan dunia akan lebih gempar lagi, mereka akan bingung, kenapa Tuhan ada banyak?”

Semua yang hadir, para dewa dan dewanya dewa di sidang khayangan tersebut tertawa bersama mendengar penjelasan Semar.

Kemurkaan Batara Guru sekarang terjawab oleh dirinya sendiri,
Okeh lah klo begituh,,,, :)

Cag.

_/\_
Salam damai tanpa murka,
Ra-Hayu