Minggu, 08 Februari 2015

Pernah mendengar kalau imlek atau tahun baru cina tidak hujan, maka orang cina akan melarat ?

Dahulu kala aku meyakini bahwa pendapat tersebut karena adanya ilmu gaib yang dimiliki oleh orang Cina. Seiring waktu berjalan, sehingga saat ini aku berusaha untuk berpikir se logis mungkin, terdapat sedikit cahaya untuk bisa membaca pendapat tersebut.

Imlek ora Udan ? Cinone kere.

Masih ingat keributan di tahun 2012 lalu yang meramalkan terjadinya kiamat di akhir tahun tersebut ? Ya, ramalan itu karena ada kalender yang dibuat oleh suku maya berakhir di tahun 2012.

Hebatnya orang Indonesia yang mengadopsi kalender georgian sebagai kalender nasional padahal kalender georgian telah mendapatkan perubahan dan revisi berulang kali. Sudah jelas kalau kita membaca secarah dengan kalender georgian, akan terdapat selisih waktu yang hebat.

Bangsa Indonesia saking tergila gilanya dengan kalender georgian sampai meninggalkan kalender miliknya sendiri. Ada kalender Saka dengan satuan matahari, kalender Jawa dengan satuan bulan, dan beberapa kalender dari suku di Indonesia ini memiliki kalendernya sendiri dengan satuan yang mirip.

Apa hubungan kegilaan ini dengan kalender Cina ?

Bangsa Cina meskipun mengadopsi kalender georgian untuk perdagangan dan hubungan internasional, mereka tidak meninggalkan kalender budaya nya sendiri.

Dalam hal ini, pasti ada segolongan orang yang mengatakan tidak meninggalkan kalender dengan hitungan bulan. Padahal kalau ditanya sekarang tanggal berapa bulan apa di kalender satuan bulan, mereka sendiri gak tahu.

Kembali ke topik "Imlek ora udan cino ne kere"

Setiap mendekati Imlek, cuaca di Indonesia ini bisa dipastikan sering mendung dan bakal hujan. Tentu bukanlah hal gaib atau dikarenakan pawang hujannya orang cina, tetapi dapat dipastikan ketepatan perhitungan kalender Cina. Bisa dengan tepat memperhitungkan kapan akan hujan dan kapan akan panas. Kalau kita terapkan kalender ini ke sistem pertanian, perdagangan, dan transportasi, pasti hasilnya lebih optimal.

Banyak pribumi di bangsa ini yang tidak mau mengakui kehebatan kalender Cina sehingga mengaitkan hal-hal yang realistis dan bisa menjadi masukan untuk menata kembali perekonomian yang hancur sebagai bangsa dengan SDA dan SDM yang luar biasa kaya ini. Kesombongan itu mengakibatkan kebodohan yang turun temurun.

Mari tinggalkan ego kita, kita akui kelemahan kita, kita tanggalkan kesombongan kita, dan kita tata kembali sosial, ekonomi, dan budaya kita.



Jakarta, 09 Februari 2015
AM

0 komentar:

Posting Komentar