Minggu, 24 Februari 2013


Teringat dengan sebuah materi pada seminar yang berjudul "Homeschooling dan Pendidikan Mandiri" oleh beberapa orang praktisi dari terbitan universitas ternama di negeri ini. Banyak yang dia ajarkan kepada audience. Bahkan penulis pun takjub dan terkesima seolah olah terhipnotis oleh apa yang praktisi uraikan.

Dua poin yang sangat menarik adalah :
1. Hindari penggunaan kata "JANGAN" pada saat berkomunikasi dengan anak. Penggunaan kata "JANGAN" akan memancing si anak untuk melakukan hal yang dilarang karena secara tidak langsung mengajarkan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh si anak.
2. Pendidikan adalah hak anak. Berikanlah hak anak dengan sepenuhnya dan jangan larang anak berbuat apapun di usia dini.

Tentu kedua poin tersebut sangat berlawanan dengan mainstream. Namun pada malam ini saat penulis kembali merenungkan dua hal tersebut, ada beberapa hal yang sangat janggal. Pada poin pertama, ada larangan untuk mengenalkan hal yang tidak boleh dilakukan si anak. Meskipun para praktisi berbicara seperti itu, namun jika kita perhatikan bagaimana Yang Maha Kuasa menciptakan kita.

Bagaimana Sang Pencipta membentuk mulut kita yang di dalamnya terdapat dua hal yang berlawanan. Ada yang lunak (lidah) dan ada yang keras. Dimana pada saat usia menggerogoti yang keras, sehingga yang bertahan hanya yang lunak. Terlihat jelas bahwa Sang Pencipta sendiri mendidik ciptaan-NYA untuk mengerti dua hal yang saling berlawanan, dan menunjukkan hal mana yang harusnya diambil pelajaran oleh kita. Jika lunak dan keras diadukan, maka yang bertahan adalah yang lunak, yang lembut seperti lidah dengan gigi.

Terlihat jelas bahwa melarang dalam bentuk mengenalkan hal yang tidak boleh dilakukan si anak itu sangat penting. Apabila anak tidak mengerti mana yang salah, bagaimana mungkin dia akan mengerti hal yang benar. Jika ada suatu larangan, maka akan ada suatu perintah seperti mengajarkan anak untuk bangun pagi, mengajarkan anak untuk sopan santun, dll.

Poin yang kedua, pendidikan adalah suatu hak dan bukan kewajiban. Memang kedengarannya sangat ideal bahwan pendidikan itu tidak perlu dipaksakan dan harus dilakukan dengan penuh cinta. Namun mencintai pembelajaran dan pendidikan itu juga butuh belajar dan latihan. Dengan kata lain, pendidikan dan pembelajaran itu wajib diajarkan, dan wajib diterima oleh si anak. Entah pendidikan di sekolah formal, maupun pendidikan di sekolah informal.

Pendidikan di masa kanak-kanak akan membentuk pribadi dia di masa dewasa. Oleh karena itu, bagaimana anak di masa mendatang, adalah bagaimana masa kanak-kanaknya dididik oleh orang tua dan lingkungannya. Apabila dibentuk, ditempa, dan dilatih hanya untuk skill yang tangguh tanpa dibekali akar yang kuat seperti moral dan budi pekerti, ibarat buah yang masak karena kena karbit. Dia dipaksa masak sebelum pada waktunya sehingga hanya terlihat ranum sesaat namun rasanya masam, dan akan membusuk di usia dewasanya.

Mari kita semua membentuk suatu lingkungan yang harmonis, penuh dengan cinta kasih di sekitar anak agar si anak menjadi buah yang masak di pohon. Yang matang dang manis rasanya.

salam

_/\_
Ariadi Jatmiko

Tagged: , ,

0 komentar:

Posting Komentar